Ketika pembicaraan gagal, bisa jadi akan muncul resiko yang tidak diinginkan, menurut utusan Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov.
Dalam pernyataannya pada Kamis (29/12), Ulyanov memandang Jerman justru meremahkan resiko itu.
"Kementerian Luar Negeri Jerman menyatakan bahwa Berlin tidak melihat alasan untuk melanjutkan Pembicaraan Wina. Rupanya, Jerman meremehkan pentingnya non-proliferasi nuklir, serta risiko eskalasi yang serius dan bahkan tidak terkendali jika pembicaraan tentang JCPOA tetap tidak meyakinkan," kata Ulyanov di akun Twitter.
JCPOA ditandatangani pada 2015 antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman.
Mantan Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan itu pada tahun 2018 sementara Presiden AS saat ini, Joe Biden, telah mengisyaratkan bahwa dia siap untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut.
Rusia, Inggris, Jerman, China, AS, dan Prancis telah melakukan pembicaraan dengan Iran sejak April 2021 untuk memulihkan kesepakatan. Putaran terakhir konsultasi berlangsung pada bulan Maret.
BERITA TERKAIT: