Marine Le Pen: Konflik Ukraina Mestinya Diselesaikan dengan Pembicaraan, Bukan dengan Pasokan Senjata

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 16 November 2022, 06:59 WIB
Marine Le Pen: Konflik Ukraina Mestinya Diselesaikan dengan Pembicaraan, Bukan dengan Pasokan Senjata
Politisi Prancis Marine Le Pen/Net
rmol news logo   Pasokan senjata yang dikirim oleh negara-negara Barat hanya akan memperpanjang konflik Ukraina dan Rusia.  

Marine Le Pen, politisi yang kalah dalam pemilihan presiden Prancis, menegaskan dalam wawancaranya dengan statisun radio France Inter, Selasa (15/11), bahwa penyelesaikan konflik hanya bisa diselesaikan pembicaraan.

"Saya pikir senjata yang dipasok ke Ukraina jutru mendorong kelanjutan operasi tempur. Dengan mengirimkan senjata, itu artinya kami tidak mencari solusi damai untuk penyelesaian konflik melalui pembicaraan," katanya.

Ia kemudian mengecam pihak-pihak yang mendukung pengiriman senjata dengan dalih bahwa konflik di Ukraina bisa diakhiri dengan cara saling menyerang.

"Sangat naif untuk berpikir bahwa serangan dapat mengakhiri konflik. Konflik ini harus dihentikan, satu-satunya jalan keluar adalah diplomatik, bukan militer," katanya lagi.

Le Pen memang dikenal sangat dekat dengan Rusia. Pemimpin sayap kanan di parlemen Prancis itu menghadapi banyak kritik karena dianggap pro Kremlin.
Ketika Prancis meluncurkan sanksi untuk Rusia atas invasinya terhadap Ukraina, Le Pen  adalah yang paling vokal menentang langkah itu.
Le Pen juga dikecam karena secara terang-terangan menyatakan bahwa Rusia tidak menginvasi Krimea pada tahun 2014.  rmol news logo article

EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA