Hal itu disampaikan Kementerian Pertahanan Inggris pada Minggu (23/10), menyusul panggilan telepon antara Menteri Pertahanan Ben Wallace dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.
Sambil menegaskan dukungannya untuk Ukraina, politisi Inggris itu mengindikasikan bahwa London ingin mengurangi eskalasi konflik. Dia juga mengklaim bahwa baik Kyiv maupun negara-negara Barat tidak berusaha untuk meningkatkan permusuhan yang sedang berlangsung.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Shoigu memperingatkan Wallace tentang potensi adanya serangan bendera palsu oleh Ukraina yang dapat melibatkan "bom kotor." Bom kotor yang dimaksud menggunakan bahan peledak konvensional yang dikombinasikan dengan bahan radioaktif.
Meskipun tidak dapat menyaingi hulu ledak nuklir dalam hal kekuatan, perangkat semacam itu dapat menyebabkan kontaminasi radioaktif dalam beberapa kilometer dari ledakan.
Shoigu menduga bahwa Ukraina merencanakan tindakan yang difasilitasi oleh negara-negara Barat, termasuk Inggris, yang ditujukan untuk eskalasi lebih lanjut.
Wallace membantah klaim tersebut dan memperingatkan Shoigu agar tidak menggunakannya sebagai dalih untuk eskalasi di pihak Rusia.
Sebelumnya pada hari Minggu, Shoigu menyatakan keprihatinan yang sama dalam panggilan telepon dengan kepala pertahanan Prancis, Sebastien Lecornu.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengecam apa yang disebutnya "kebohongan Rusia" tentang rencana 'bom kotor' Kyiv dengan menyebutnya tidak masuk akal dan berbahaya.
"Kami tidak memiliki 'bom kotor', atau berencana untuk memperolehnya," kata Kuleba di akun Twitternya.
BERITA TERKAIT: