Hal ini disampaikan oleh Dewan Penasihat Ekonomi untuk Perdana Menteri (EAC-PM) Bibek Debroy pada Selasa (30/8), dengan merujuk pada laporan "The Competitiveness Roadmap for India@100". .
“Bahkan jika kita memiliki tingkat pertumbuhan riil yang relatif konservatif sebesar 7-7,5 persen, kita akan mencapai pendapatan per kapita sekitar 10 ribu dolar AS pada tahun 2047 dan total ekonomi sedikitnya menjadi 20 triliun dolar," ujarnya, seperti dimuat
Financial Express.
Namun saat ini India masih menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah dengan tingkat kemakmuran penduduk rata-rata sebesar 2.000 dolar atau sekitar Rp 29 juta.
Menurut Bank Dunia, sebuah negara dapat dianggap sebagai negara berpenghasilan tinggi jika pendapatan mereka lebih dari 12 ribu dolar per kepala.
Untuk itu, Debroy mengusulkan agar mempercepat tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun ini menjadi 8-8,5 persen untuk menjadikan India sebagai negara dengan penghasilan tertinggi.
Dalam mencapainya, India perlu meningkatkan produktivitas dan mobilisasi tenaga kerja, sementara pemerintah didorong untuk menciptakan lapangan kerja yang luas dan kompetitif.
Di samping itu, India juga membutuhkan beberapa perubahan kebijakan industri untuk pertumbuhan serta peningkatan daya saingnya.
Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), ekonomi India diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,4 persen pada 2022 hingga 2023 mendatang, menjadikannya salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Perdana Menteri Narendra Modi juga optimis dengan menetapkan target ambisiusnya untuk menjadikan India sebagai negara maju pada tahun 2047.
Ke depannya, untuk menuju pencapaian ambisi negara ini, India akan berfokus pada pengembangan KPI serta peta jalan untuk berbagai industri, kementerian, dan negara bagian untuk mencapai tujuan tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: