Outlet media Jerman,
Zeit, melaporkan bahwa Habeck dan ajudannya menghubungi Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi (Verfassungsschutz, juga dikenal sebagai BfV) sekitar musim semi ini. Habeck mengungkapkan adanya inkonsistensi dalam dokumen internal terkait dengan pipa Nord Stream 2, gas alam di fasilitas penyimpanan, dan laporan tentang keamanan energi Jerman.
Menurut laporan, dokumen-dokumen tersebut memperlihatkan pemahaman untuk sudut pandang Rusia. Argumen yang dinyatakan di dalamnya seringkali tidak sesuai dengan garis resmi pemerintah.
Para pejabat tersebut diduga “menyimpang†dari posisi Habeck terkait penghentian sertifikasi Nord Stream 2, status Gazprom Jerman, serta bailout pemasok gas Uniper.
Namun, setelah diselidiki BfV, Zeit melaporkan tidak ada bukti kuat yang ditemukan tentang spionase atau korupsi. Bahkan tidak ada kemungkinan alasan untuk menyadap telepon mereka, membaca email mereka, atau menempatkan kedua pejabat itu di bawah pengawasan.
BfV tidak menyebutkan nama para pejabat yang dicurigai itu, mengingat "mimpi buruk" yang dialami oleh diplomat Gerhard Sabathil pada tahun 2020 yang dituduh sebagai mata-mata untuk China. Setelahnya ia tidak pernah dapat memulihkan reputasinya meskipun tuduhan itu dibatalkan.
Investigasi masih berlangsung. Ini mungkin akan menimbulkan masalah bagi pemerintah Kanselir Olaf Scholz.
Jika Habeck benar dan kedua orang itu adalah mata-mata Kremlin, maka Rusia akan berhasil menyusup ke salah satu kementerian terpenting di Berlin.
Tetapi jika dia salah, politisi Partai Hijau yang berpengaruh itu harus menjelaskan bagaimana dia dibodohi sehingga melancarkan perburuan terhadap pegawainya sendiri.
BERITA TERKAIT: