Bachelet berjanji laporan tersebut akan dirilis pada akhir masa jabatan empat tahunnya yang berakhir pada 31 Agustus mendatang.
"Saya berusaha sangat keras untuk melakukan apa yang dijanjikan," ujarnya pada Kamis (25/8), seperti dikutip
Reuters.
Laporan terkait pelanggaran HAM yang dilakukan China terhadap minoritas Muslim di Xinjiang telah dikerjakan oleh PBB selama tiga tahun, dan dijanjikan selama berbulan-bulan untuk dipublikasi.
Tekanan kepada Bachelet untuk mempublikasi laporan tersebut semakin kuat setelah ia mengunjungi Xinjiang pada Mei.
Bachelet mengaku ia membutuhkan waktu untuk mengintegrasikan informasi baru dari kunjungannya dan meninjau isi laporan dari China.
Bulan lalu,
Reuters melaporkan China telah meminta Bacheley untuk menghentikan laporan tersebut. Itu terungkap dari surat yang dikirim China dan dikonfirmasi oleh sejumlah diplomat.
Bachelet mengaku telah menerima surat tersebut, namun pihaknya tidak akan menanggapi tekanan yang diberikan.
"Saya berada di bawah tekanan luar biasa untuk menerbitkan atau tidak menerbitkan, tetapi saya tidak akan menerbitkan atau menahan publikasi karena tekanan seperti itu," tegas mantan Presiden Chile itu.
Sejumlah kelompok HAM dan negara-negara Barat meyakini China telah melakukan pelanggaran terhadap Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, termasuk penggunaan sistem kerja paksa kamp-kamp interniran.
Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara dengan tegas menuduh China melakukan genosida terhadap Uighur.
BERITA TERKAIT: