Irak telah menuduh Turki sebagai penyebab tragedi ini terjadi. Namun PBB tidak menyinggung Turki sebagai dalang di baliknya serangan pada pertemuan pada Selasa (26/7).
Dikutip dari
Common Space, penyelidikan diadakan setelah Dewan Keamanan PBB mengutuk keras serangan itu.
Sementara Turki juga membantah tuduhan yang dikatakan oleh Irak, mereka menyalahkan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dianggap sebagai organisasi teroris atas serangan itu.
PKK yang bermukim di Irak ini telah lama terlibat aksi saling serang dengan Turki.
“Hampir semuanya, menyebutkan pelanggaran hukum internasional, dan mereka (DK PBB) berbicara tentang agresi. Saya mengerti (bahwa mereka tidak menyebut Turki) karena kami meminta penyelidikan. Tentunya setelah dilakukan investigasi hasilnya akan berbeda,†kata Menteri Luar Negeri Irak, Fouad Hussein.
Hussein menambahkan, meskipun Irak yakin militer Turki yang harus bertanggung jawab atas serangan itu, namun anggota DK PBB masih membutuhkan lebih banyak bukti lainnya.
Sementara itu pihak Irak mengaku mempunyai "bukti" bahwa "agresi mencolok" ini dilakukan oleh Turki dan mereka telah memberikan informasi tersebut kepada Dewan Keamanan selama pertemuan.
“Diskusi ini akan terus berlanjut dan kami siap untuk menyampaikan lebih banyak informasi sehingga (anggota DK PBB) akan mencapai keputusan mereka sendiri dan (kemudian) akan jelas siapa yang melakukan ini,†ucap Hussein.
Dalam sambutannya kepada anggota DK PBB, Hussein menyerukan agar PBB juga menyelidiki dugaan pelanggaran berulang yang dilakukan Turki atas wilayah Irak yang berjumlah lebih dari 22 ribu kasus sejak 2018 untuk ditambahkan sebagai item dalam agenda reguler DK PBB.
Pertemuan rutin juga harus bekerja untuk bisa menarik pasukan Turki, yang berjumlah lebih dari empat ribu tentara dari Irak.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menggambarkan serangan 20 Juli sebagai upaya melawan teroris. Turki juga mengajak Irak untuk bekerja sama dalam mengungkap pelaku sebenarnya dari insiden tragis ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: