Kepala Delegasi Rusia untuk Perundingan Keamanan Militer dan Kontrol Senjata Konstantin Gavrilov mengatakan kepada saluran TV Rossiya-24, pada Kamis (9/6) bahwa Moskow akan segera merespons jika terjadi penyerangan dengan persenjataan tersebut.
“Kami secara khusus menyoroti pengiriman persenjataan (ke Ukraina) seperti howitzer jarak jauh dan HIMARS MLRS. Persenjataan itu mengancam tidak hanya Donbass tetapi juga Rusia. Kami telah dengan jelas menetapkan sikap Rusia: jika Federasi Rusia diserang dengan persenjataan ini, maka Moskow akan meluncurkan tanggapannya dengan segera," tegasnya, seeprti dikutip dari Interfax.
Gavrilov kemudian menyinggung bagaimana rudal Javelin banyak ditawarkkan lewat darknet atau jaringan gelap. Itu karena Ukraina banyak menerima pengiriman rudal tersebut dari AS sehingga memicu tingginya permintaan.
"Saya pikir, ini terjadi bukan tanpa keterlibatan militer dan kepemimpinan politik Ukraina," katanya.
Janji rezim Kiev bahwa Ukraina tidak akan menggunakan sistem HIMARS untuk menyerang Rusia tidak bisa diyakini 'sepeser pun'.
Pemerintahan Biden mengumumkan memberikan paket bantuan militer baru ke Ukraina yang akan mencakup pengiriman senjata dan amunisi HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi). Batch pertama akan mencakup empat sistem roket.
Seperti yang ditegaskan Washington, Kiev memberikan jaminan bahwa sistem roket AS tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia. Kremlin meragukan janji itu melihat dari riwayat Ukraina sejauh ini.
BERITA TERKAIT: