Sumber pemerintah Australia mengungkap, Wang Yi akan mengunjungi Kepulauan Solomon dengan membawa delegasi besar pada akhir bulan ini, atau bahkan pekan ini.
Kunjungan tersebut diyakini dilakukan untuk menandatangani pakta keamanan antara China dan Kepulauan Solomon secara resmi, terlepas dari protes yang dilayangkan Amerika Serikat (AS), Australia, dan negara-negara Barat.
Sejauh ini belum diketahui secara pasti isi dari pakta keamanan yang rahasia itu. Tetapi draft pertama yang bocor pada Maret menyebutkan China bisa mengerahkan kapal militernya ke Kepulauan Solomon.
Di samping itu, Beijing juga meminta hak untuk membela warga dan proyeknya di Kepulauan Solomon. Klausa ini memicu pertanyaan apakah artinya China dapat mengerahkan pasukan dan kapalnya di Kepulauan Solomon.
Dimuat
ABC News, waktu kunjungan Wang Yi juga sangat sensitif lantaran Australia akan menggelar pemilu nasional pada 21 Mei.
"Ini jelas provokatif, terutama selama kampanye pemilu," kata Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton.
"Saya pikir, kita sekali lagi, perlu membuka mata lebar-lebar tentang apa yang terjadi (dengan China) di wilayah kita," tambahnya.
Selain negara-negara tetangga dan Barat, banyak penduduk Kepulauan Solomon juga mengaku gelisah dengan pakta keamanan tersebut.
Anggota parlemen oposisi Solomon, Sir Peter Kenilorea mengatakan khawatir jika pakta tersebut memberi China pijakan di Pasifik untuk memajukan ambisi ekspansionisnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: