Pembicaraan antara Presiden Vladimir Putin dan Kanselir Karl Nehammer di Novo-Ogaryovo, Rusia, berlanghsung sekitar 70 menit (ada juga yang menyebut 90 menit), secara tatap muka, terbuka, dan blak-blakan.
CNN menulis, Nehammer mengingatkan Putin segera melakukan gencatan senjata dan bahwa perang harus diakhiri.
"Karena dalam perang hanya ada pihak yang kalah di kedua belah pihak," katanya.
Nehammer juga mengatakan bahwa ia datang dengan pesan khusus untuk Rusia, itu sebabnya pertemuan harus dilakukan secara langsung dan tatap muka. Sebuah pesan yang harus ia sampaikan agar Putin bisa terbuka hatinya.
"Ini bukan kunjungan persahabatan. Saya baru saja datang dari Ukraina dan telah melihat dengan mata kepala sendiri penderitaan tak terukur yang disebabkan oleh perang agresi Rusia," kata Nehammer dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg sebelumnya mengatakan bahwa pertemuan itu, yang berlangsung satu lawan satu tanpa peluang media, dimaksudkan untuk memberi tahu Putin tentang situasi sebenarnya atas perang di Ukraina.
"Pertemuan itu untuk menyampaikan fakta sebenarnya, bahwa Putin secara de facto telah kalah dalam perang ini, kalah secara moral," kata Schallenber.
"Seseorang harus berani mengatakan yang sebenarnya kepadanya (Putin). Saya pikir itu penting dan kita berhutang pada diri kita sendiri jika kita ingin menyelamatkan nyawa manusia," tambah Schallenber.
Harus ada seseorang yang bersuara menjelaskan kepada Presiden Putin seperti apa realitas di luar tembok Kremlin.
"Austria telah melakukan segalanya untuk memastikan bahwa kunjungan itu tidak disalahgunakan dan saya pikir dia (Putin) sendiri harus mendengarkan seseorang yang mengatakan yang sebenarnya dan benar-benar mencari tahu apa yang terjadi di luar sana," katanya.
BERITA TERKAIT: