Tuding AS sebagai Pembohong dan Pembuat Onar, China: Semua Orang Tahu Siapa di Balik Perang Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 25 Maret 2022, 14:39 WIB
Tuding AS sebagai Pembohong dan Pembuat Onar, China: Semua Orang Tahu Siapa di Balik Perang Ukraina
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian/Net
rmol news logo Pernyataan pedas disampaikan Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan terbarunya, menyebut AS sebagai pembohong dan pembuat onar serta mengatakan bahwa semua orang sudah tahu negara mana yang merupakan pemrakarsa terbesar krisis Ukraina.

Juru bicara kementerian Wu Qian membuat komentar pedas pada Kamis (24/3), menanggapi tuduhan dari pejabat AS yang tidak disebutkan namanya bahwa Beijing mengetahui sebelumnya tentang serangan Rusia terhadap Ukraina dan bahwa China bahkan telah meminta Moskow untuk menundanya sampai setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

Wu mengutuk klaim tersebut, bersama dengan laporan tentang China yang diduga menawarkan bantuan militer ke Rusia, dengan mengatakan ada “disinformasi mutlak” yang hanya bertujuan untuk “mengalihkan kesalahan dan melemparkan lumpur ke China.”

"Tuduhan itu menunjukkan wajah AS yang sebenarnya sebagai pembohong dan pembuat masalah,” katanya, seraya menambahkan bahwa negaranya dengan tegas menentang upaya AS untuk menyebarkan informasi palsu dan jahat yang menargetkan China mengenai masalah Ukraina.

RT melaporkan, Jumat (5/3), juru bicara kementerian menekankan bahwa perang Ukraina telah dihasilkan dari berbagai alasan dan dalam konteks sejarah yang kompleks, namun ada kekuatan besar yang memperparah keadaan itu.

"Kita semua memahami kekuatan besar mana yang memikul tanggung jawab terbesar untuk krisis hari ini,” merujuk pada peran Washington.

Wu dalam tanggapannya juga mengatakan nuat Beijing yang menginginkan semua pihak terkait untuk menjaga pintu dialog,, konsultasi dan negosiasi agar tetap terbuka untuk mengurangi situasi di Ukraina.

"China akan memainkan peran konstruktif dalam mencari dan mewujudkan perdamaian," katanya.

Dia juga menyerukan “arsitektur keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan” dan menunjukkan bahwa sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, negara tersebut tidak pernah menginvasi negara lain, tidak pernah terlibat dalam perang proksi, tidak pernah mencari pengaruh, atau berpartisipasi dalam konfrontasi blok militer apa pun.

Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk dan pengakuan Rusia atas republik Donbass dengan ibu kota di Donetsk dan Luhansk.  

Rusia telah menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.  

Kiev sementara itu bersikeras bahwa serangan Rusia benar-benar tidak beralasan, menyangkal klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali republik Donbass dengan paksa.

Sejak serangan Rusia dimulai, AS, bersama dengan mitra internasionalnya, memberlakukan serangkaian sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA