Sikapnya dalam Konflik Rusia-Ukraina Dipertanyakan, China: Apakah Anda juga Begitu Prihatin dengan Korban di Afghanistan dan Palestina?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 18 Maret 2022, 11:13 WIB
Sikapnya dalam Konflik Rusia-Ukraina Dipertanyakan, China: Apakah Anda juga Begitu Prihatin dengan Korban di Afghanistan dan Palestina?
Ilustrasi/Net
rmol news logo Sebagai sekutu dekat Rusia, posisi China dalam konflik kerap kali dipertanyakan, termasuk yang terbaru ketika Moskow melakukan invasi ke Ukraina.

Menjawab beragam pertanyaan, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan posisi China terbuka, adil dan objektif seperti biasanya, sambil balik bertanya tentang sikap NATO dan sekutunya dalam menyikapi konflik.

"Negara-negara yang percaya bahwa mereka telah memenangkan Perang Dingin sehingga mereka dapat mendominasi dunia, dan negara-negara yang mengabaikan perhatian orang lain dan mendorong lima putaran ekspansi NATO, serta negara-negara yang telah mengobarkan perang di seluruh dunia tetapi menyalahkan orang lain.., seharusnya merasa  benar-benar tidak nyaman," kata Zhao kata pada konferensi pers rutin Kementerian Luar Negeri pada hari Kamis, seperti dikutip dari Global Times, Jumat (18/3).

Zhao mengatakan, mengenai masalah di Ukraina, China telah meminta masyarakat internasional untuk fokus pada mempromosikan perdamaian dan pembicaraan dan mencegah krisis kemanusiaan skala besar, dan telah melakukan banyak upaya.

Dikatakan juga bahwa China juga telah mengajukan inisiatif enam poin untuk meringankan krisis saat ini di Ukraina dan telah mengambil tindakan praktis.

Zhao merasa prihatin dengan apa yang menimpa Rusia, yang ia sebut "bahkan kucing, anjing, dan pohon di Rusia sedang dikenai sanksi".

Ia kemudian menyandingkannya dengan kisah Swan Lake karya Pyotr Ilyich Tchaikovsky.

"Tchaikovsky adalah seorang komposer terkenal yang meninggal lebih dari 100 tahun yang lalu. Apa kejahatannya?" tanya Zhao.

"Swan Lake adalah mahakarya dunia. Apa kejahatannya?" lanjutnya.

Swan Lake menceritakan kisah cinta terkutuk Pangeran Siegfried dan Putri Odette. Pangeran Siegfried pergi berburu suatu malam dan mengejar sekelompok angsa, salah satunya berubah menjadi seorang wanita muda, Odette, yang menjelaskan bahwa dia dan teman-temannya diubah menjadi angsa oleh Baron Von Rothbart yang jahat.

Mantra itu hanya bisa dipatahkan jika seseorang yang belum pernah mencintai sebelumnya bersumpah dengan cinta abadi dan berjanji untuk menikahinya. Pangeran menyatakan cintanya kepada Odette dan berjanji untuk setia selamanya.

Zhao Lijian mencatat bahwa posisi China dalam pembicaraan damai telah konsisten.
"Anda dapat memeriksa pernyataan China sebelumnya tentang masalah hotspot yang terkait dengan Irak. Namun, posisi AS dan NATO jelas munafik, terutama jika dikaitkan dengan kecenderungan rasis yang menetes dari beberapa laporan media Barat," kata Zhao.

"Apakah Anda juga begitu prihatin dengan korban orang Irak, Suriah, Afghanistan, dan Palestina di masa lalu? Apakah mereka tidak berarti apa-apa bagi Anda?" tanya Zhao.

Ia juga mempertanyakan sikap Barat terhadap korban sipil di Yugoslavia pada tahun 1999.
Juru bicara itu mengatakan bahwa China dengan tegas menolak komentar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa keengganan China untuk mengutuk Rusia tidak konsisten dengan posisi China pada piagam PBB.

"Pernyataan itu adalah noda terhadap China, yang sepenuhnya mengungkapkan mentalitas Perang Dingin dan ideologi konfrontasi kelompok AS," katanya.

Zhao menekankan bahwa sebagai kekuatan yang bertanggung jawab, China akan terus memainkan peran konstruktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dunia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA