Dilaporkan
South Morning China Post, Selasa (15/3), mengutip sumber anonim militer China, J-20 kini telah diperkuat dengan mesin turbo baru,
afterburning WS-15. Mesin turbofan yang dikembangkan sendiri ini, dikatakan telah meningkatkan kemampuan manuver dan kemampuan tempur J-20 secara signifikan.
“J-20 dilengkapi dengan mesin AL-31F Rusia dan secara bertahap akan digantikan oleh WS-15,†ujar sumber tersebut.
Sebelumnya, pada Minggu (13/3), televisi pemerintah China melaporkan bahwa mesin WS-15 telah melalui serangkaian tes. Laporan itu tidak menyebutkan, kapan mesin WS-15 akan dirakit ke pesawat J-20. Akan tetapi, menurut sumber anonim itu, prosesnya telah dimulai.
“Di masa depan, semua J-20 akan dilengkapi dengan mesin China. Ini adalah bagian dari program lokalisasi oleh Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA),†tambahnya.
Andrei Chang, pemimpin redaksi Kanwa Asian Defense Monthly yang berbasis di Kanada mengatakan, meski J-20 China mengalami peningkatan dengan mesin WS-15 dan dapat bersaing dengan F-22 serta jet tempur multiperan F-35 Amerika, tetap saja pesawat tempur siluman Su-57 Rusia dan F-22 AS akan menjadi ancaman bagi PLA.
“Pesawat-pesawat ini (Su-57 dan F-22) masih menjadi jet tempur paling kuat di dunia,†ujar Chang.
“Selain mesinnya yang bertenaga, F-22 dilengkapi dengan begitu banyak teknologi canggih yang masih misterius bagi orang luar,†tambahnya.
PLA saat ini mengoperasikan sekitar 50 unit armada J-20. Militer menyatakan, produksi baru J-20 akan dilengkapi dengan mesin turbofan WS-15.
China mulai mengembangkan mesin WS-15 pada awal 1990-an untuk pesawat generasi kelima seperti J-20. Tetapi proyek tersebut terlambat dari jadwal. Penundaan itu memaksa J-20 untuk menggunakan mesin AL-31F Rusia, serta mesin China model lama WS-10B dan WS-10C.