Otoritas DPR menyayangkan insiden yang terjadi baru-baru ini dan menyebutnya sebagai pelanggaran atas kesepakatan gencatan senjata.
"Menyedihkan, seorang anggota Milisi Rakyat DPR tewas, satu lagi menderita luka parah dan dua lagi mengalami serangan bom akibat agresi Ukraina," bunyi pernyataan yang dikeluarkan anggota milisi, seperti dikutip dari
Euro News, Senin (21/2).
Pernyataan itu menambahkan bahwa, menurut informasi terakhir, seorang warga sipil yang merupakan penambang yang sedang berangkat menuju pekerjaannya, tewas di halte saat menunggu angkutan umum. Itu terjadi dalam serangan penembakan di pemukiman Tambang Trudovskaya, yang melibatkan mortir 120 mm.
Situasi di sepanjang garis kontak tetap kritis. Militer Ukraina terus berupaya meningkatkan ketegangan dan menyebarkan kepanikan di kalangan warga sipil, kata pernyataan itu.
Pemerintah Ukraina telah memberikan pernyataannya terkait tuduhan dari pihak Donetsk dam Luhansk. Ukraina tidak pernah melakukan penembakan di wilayah Federasi Rusia dan tidak merencanakan operasi militer ofensif.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan pada Minggu bahwa Ukraina tidak menginginkan adanya perang.
"Ukraina tidak merencanakan dan tidak melakukan operasi militer ofensif, provokasi, sabotase, dan penembakan di wilayah Federasi Rusia. Ini bukan yang kami lakukan atau rencanakan. Kami tidak menginginkan perang, kami menginginkan perdamaian," katanya pada briefing setelah Konferensi Keamanan Munich, Minggu (20/2).
BERITA TERKAIT: