Sebelumnya media Israel melaporkan pada Jumat (11/2), perwira, yang tidak disebutkan namanya, akan melakukan perjalanan ke kerajaan Teluk dalam beberapa minggu ke depan, di mana ia akan bertugas sebagai penghubung untuk Armada ke-5 Amerika Serikat yang ditempatkan di Bahrain.
Ini adalah pertama kalinya seorang perwira Israel ditempatkan di sebuah negara Arab.
"Penunjukan seorang perwira Israel datang dalam kerangka pengaturan yang terkait dengan koalisi internasional, yang terdiri lebih dari tiga puluh empat negara," kata Kementerian Luar Negeri Bahrain, seperti dimuat Kantor Berita Bahrain (BNA).
"Koalisi ini mengamankan kebebasan navigasi di perairan teritorial kawasan itu dan melindungi perdagangan internasional, sementara juga menghadapi tindakan pembajakan dan terorisme di kawasan itu,†lanjut pernyataan itu.
Langkah itu dilaporkan telah disetujui selama kunjungan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz ke Bahrain pekan lalu, di mana ia dihadiahi pedang seremonial.
Dalam kunjungan tersebut terjadi penandatanganan perjanjian kerja sama keamanan, kesepakatan pertama antara negara Teluk dan Israel.
Sejauh ini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum mengkonfirmasi penunjukan tersebut. Namun, dalam sebuah pernyataan kepada Channel 13 Kamis malam, IDF mengisyaratkan bahwa masalah itu sedang dibahas, dengan mengatakan bahwa Tel Aviv terus-menerus memeriksa peluang untuk memperdalam kerja sama militer dengan negara-negara di kawasan Teluk.
Hubungan antara Bahrain dan Israel telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara secara resmi menjalin hubungan diplomatik pada September 2020, ditengahi oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Pada tahun 2021, Bahrain mengirim duta besar pertamanya ke Israel, sementara Israel membuka kedutaan di ibu kota Bahrain.
Laporan bahwa Israel akan mengirim seorang perwira angkatan laut ke sebuah pos resmi di Bahrain sudah dikonfirmasi Manama pada Sabtu (12/2) waktu setempat. 
BERITA TERKAIT: