Dalam sebuah wawancara bersama Newsweek, Duta Besar Ukraina untuk Inggris, Vadym Prystaiko, mengatakan bahwa kunjungan Presiden Prancis ke Ukraina usai berkunjung ke Moskow tidak diterima dengan baik.
"Yang mengganggu banyak orang Ukraina adalah dia pergi ke Moskow terlebih dahulu, dan kemudian dengan catatan yang sudah disiapkan, dia datang ke Ukraina," kata Prystaiko.
"Macron datang ke Ukraina dengan mengatakan, 'Saya membawa perdamaian,' hampir seperti Chamberlain, tetapi dalam bahasa Prancis," kata Prystaiko, merujuk pada mantan Perdana Menteri Inggris Neville Chamberlain, yang difitnah oleh karena peredaannya terhadap Adolf Hitler dan Nazi Jerman pada akhir tahun 1930-an.
Sementara menegaskan kembali oposisi Barat terhadap lebih dari 100.000 tentara Rusia yang berkumpul di sekitar perbatasan Ukraina, Macron juga mengisyaratkan bahwa Barat harus mempertimbangkan kekhawatiran Moskow bahwa suatu hari Kiev mungkin akan diizinkan untuk bergabung dengan NATO .
Pemimpin Prancis itu juga mengklaim telah mendapatkan jaminan saat bertemu Vladimir Putin bahwa Rusia tidak akan melakukan eskalasi lebih lanjut. Jaminan yang diklaim ini kemudian dibantah oleh Kremlin.
“Tidak ada keamanan bagi orang Eropa jika tidak ada keamanan bagi Rusia,†kata Macron, yang jelas-jelas menyimpang dari posisi Barat yang relatif bersatu dalam mendukung kedaulatan Ukraina, mempertahankan kebijakan pintu terbuka NATO, dan penolakan terhadap tuntutan Rusia.
“Rusia adalah Eropa,†kata Macron.
"Siapa pun yang percaya pada Eropa harus tahu bagaimana bekerja dengan Rusia dan menemukan cara dan sarana untuk membangun masa depan Eropa di antara orang Eropa," ujarnya.
BERITA TERKAIT: