Mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton mengatakan hal itu kepada Newsweek.
Bolton mengatakan bahwa di masa jabatan yang kedua, Trump kemungkinan akan menggandakan teori konspirasi yang meracuni hubungan pemerintahannya dengan Kiev.
“Saya pikir dia akan menyerahkan Ukraina, Sampai mereka menyerahkan server Komite Nasional Demokrat itu dan mencari tahu apa yang dilakukan Hunter Biden di Ukraina, Ukraina akan berjuang sendiri," ujarnya.
"Dan Anda dapat melihatnya dengan beberapa Trumpster akhir-akhir ini, Tucker Carlson dan orang-orang seperti itu," tambah Bolton.
Pernyataan Bolton merujuk pada pernyataan skeptisisme Carlson, pembawa acara Fox News, soal Ukraina. Carlson menyebut Kiev "tidak relevan secara strategis" bagi AS dan mengkritik Gedung Putih karena dituduh melakukan penghasutan perang dengan Rusia.
"Saya pikir dalam masa jabatan Trump kedua, Rusia sudah berada di Kiev," kata Bolton.
Trump telah berulang kali membuat klaim palsu terkait dengan perusahaan keamanan siber AS CrowdStrike, yang menyelidiki peretasan tahun 2016 atas server Komite Nasional Demokrat (DNC) yang oleh beberapa perusahaan swasta dan badan intelijen AS dituduhkan kepada Rusia.
Trump dan beberapa sekutunya dari Partai Republik, mengklaim tanpa bukti bahwa CrowdStike yang berbasis di California dimiliki oleh seorang oligarki kaya Ukraina yang tidak disebutkan namanya. Bahwa perusahaan tersebut menanamkan bukti di server DNC untuk menjebak Rusia.
Mantan presiden telah salah mengklaim bahwa CrowdStrike memegang server tersangka di Ukraina.
Kenyataannya, laporan NBC News mengungkapkan bahwa, DNC telah menonaktifkan 140 server terkait dengan insiden 2016. Sebelas di antaranya kemudian dibangun kembali.
BERITA TERKAIT: