Banyak hal yang bisa digali dari negeri ginseng, baik sejarah, budaya, industri, kuliner, hiburan, otomotif hingga medis. Salah satu hal yang menarik dari Korea Selatan adalah karakter umum warga negaranya yang terkenal disiplin.
Hal itu pun diakui oleh Pengamat Hubungan Internasional (HI) dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah. Dalam webinar internasional bertajuk
"ASEAN-Korea Cooperation Onwards, Outlining ROK's Advanced Policy in ASEAN" yang diselenggarakan secara
hybrid awal November lalu, Teuku menjelaskan bahwa karakter disiplin telah tertanam di budaya Korea Selatan.
"Karakter warga Korea Selatan adalah mereka menjunjung disiplin yang tinggi dan juga pekerja keras. Ini salah satunya adalah berkat kontribusi dari wajib militer," jelasnya.
Sayangnya, ia menilai bahwa karakter warga Indonesia masih belum ada di titik tersebut. Namun jelas tidak ada kata terlambat untuk membangun generasi disiplin dan pekerja keras di Indonesia.
"Dalam hal ini, yang bisa kita lakukan adalah
psychosocial engineering," kata Teuku.
Bagaimana caranya? Yakni dengan membentuk budaya dan kultur disiplin yang kuat sejak tingkat TK dan sekolah dasar.
"Ini bukan saran religius. Namun (ahli filsuf dari China) Lao Tsu (atau ditulis juga Lao Zi), pernah menyebut bahwa sebelum pada titik akhir, ada tahapan-tahapan yang perlu dikendalikan," papar Teuku.
Pertama adalah kendalikan pikiran. Anak-anak sejak muda harus bisa dilatih untuk memiliki pikiran yang positif.
Kedua adalah kontrol kata-kata dan ucapan.
"Dengan demikian jangan gunakan
'F words' (kata umpatan). Terlebih digital forensik saat ini sudah bisa melacak siapa bicara apa," jelasnya.
Kemudian, kontrol tindakan dan lalu kontrol
habit untuk kemudian menjadi sebuah karakter yang kuat.
"Jika setiap dari kita sepakat untuk membangun hal ini bersama, bukan tidak mungkin karakter disiplin dan pekerja keras akan menjadi karakter nasional," ujar Teuku.
"Namun memang harus diakui, ini adalah
a big work to do," tutupnya.
BERITA TERKAIT: