Menurut keterangan pihak polisi, ledakan terjadi di sebuah restoran pinggir jalan yang populer di divisi Kawempe di Kampala.
Presiden Uganda Yoweri Museveni geram dengan kejadian itu. Ia menyebut ledakan itu sebagai tindakan terorisme. Museveni berjanji akan memburu mereka yang bertanggung jawab.
Museveni mengatakan, ia telah diberitahu bahka ledakan itu terjadi tidak lama setelah tiga orang meninggalkan sebuah paket di tempat kejadian yang kemudian meledak.
Para penyelidik masih menyisir lokasi kejadian, di mana bom paket diledakan serta menelusuri para tersangka. Namun ia lantang mengatakan bahwa kejadian itu merupakan aksi terorisme.
"Tampaknya ini adalah aksi teroris, tetapi kita akan menangkap pelakunya,†kata Museveni dalam sebuah unggahan di Twitter pada Minggu (24/10).
"Masyarakat tidak perlu takut, kami akan mengalahkan kriminalitas ini seperti kami telah mengalahkan semua kriminalitas lain yang dilakukan oleh babi yang tidak menghargai kehidupan," sambungnya, seperti dikabarkan
Al Jazeera.
Ini bukan kali pertama suara bom menggema di Uganda pada bulan Oktober ini. Tanggal 8 Oktober lalu, kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas dugaan serangan bom di sebuah pos polisi di Kawempe, tidak jauh dari lokasi ledakan bom akhir pekan ini.
BERITA TERKAIT: