Pertemuan yang berlangsung tertutup ini, semakin menarik perhatian para politisi, menyusul sikap Bakare yang keras terhadap presiden dan pemerintahannya.
Penasihat Khusus Presiden Bidang Media dan Publisitas, Femi Adesina, mengungkapkan pertemuan tersebut lewat foto-foto yang dibagikannya di media sosial tanpa memerinci lebih jauh apa isi pertemuan itu.
“Presiden Muhammadu Buhari menerima Pendeta Tunde Bakare di Gedung Negara pada 15 Oktober 2021,†tulis Adesina di keterangan foto.
Belum ada laporan lanjutan mengenai isi pertemuan atau apa saja yang diperbincangkan keduanya.
Bakare, yang merupakan cawapres Buhari di bawah Kongres untuk Perubahan Progresif (CPC) pada 2011, dijadwalkan bertemu dengan presiden pada pukul 12 siang di kantornya.
Terlepas dari afiliasi politiknya yang erat sebelumnya dengan Presiden Buhari, pendeta yang berapi-api itu baru-baru ini mengkritik jalannya pemerintahannya.
Bakare mengkritik kongres dan pemerintahan Buhari dalam khotbah berjudul Kotak Hitam Politik Nigeria, yang sangat pedas. Menegaskan bahwa 'Kekuasaan harus berpindah tangan pada tahun 2023', menurut laporan
Politics Nigeria, Jumat (15/10).
Ia mendesak Buhari untuk mengubah konstitusi 1999, dan menyebutnya: sertifikat kematian yang dimuliakan.
Menurut Bakare, Konstitusi 1999 dipaksakan kepada negara oleh militer.
“Dengan semangat yang sama, saya katakan kepada Presiden Muhammadu Buhari: Tuan Presiden, berhentilah menyerahkan tanggung jawab kepada Majelis Nasional. Hancurkan ramuan konstitusi yang menghambat ini; meruntuhkannya agar kita bisa membangun bangsa yang benar-benar hebat,†kata Bakare.
BERITA TERKAIT: