Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price dalam sebuah pernyataan akhir pekan ini (Minggu, 3/10) mendesak China untuk menghentikan kegiatan militer provokatif di dekat Taiwan.
Desakan ini dikeluarkan setelah Taiwan mengerahkan jet untuk memperingatkan hampir 100 pesawat militer China yang memasuki zona pertahanan udaranya selama periode tiga hari terakhir, yakni Jumat, Sabtu dan Minggu.
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa Angkatan Udara China telah mengirim pesawat ke zona tersebut. Pada hari Sabtu (2/10) saja, China mengerahkan 39 pesawat tempur ke Taiwan. Ini adalah jumlah tertinggi yang dilaporkan sejauh ini.
Taiwan memang merupakan wilayah yang tidak lepas dari "cengkraman" China. Negeri tirai bambu mengklaim bahwa wilayah pulau yang memerintah sendiri secara demokratis itu merupakan bagian dari wilayah mereka.
Perkembangan terbaru itu membuat Amerika Serikat geram.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan aktivitas militer provokatif Republik Rakyat China di dekat Taiwan, yang membuat tidak stabil, berisiko salah perhitungan, dan merusak perdamaian dan stabilitas regional," kata Price dalam sebuah pernyataan.
"Kami mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan dan paksaan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan," tegasnya, sebagaimana dikabarkan
Channel News Asia.
Dia menambahkan bahwa negeri Paman Sam memiliki kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan akan terus membantu Taiwan dalam mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai.
"Komitmen Amerika Serikat untuk Taiwan sangat kuat dan berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di dalam kawasan," tandasnya.
BERITA TERKAIT: