Dalam pernyataannya yang dirilis media Afghanistan, kelompok itu mengancam AS dengan 'konsekuensi negatif' jika Washington terus menerus melanggar wilayah udara Afghanistan yang bertentangan dengan hukum internasional.
Namun, kelompok itu tidak merinci rincian 'konsekuensi' seperti apa yang mereka maksud.
"Wilayah udara suci Afghanistan sedang diduduki oleh pesawat tak berawak AS. Pelanggaran ini harus diperbaiki dan dicegah," kata Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, seperti dikutip dari
Al-Arabiya, Kamis (30/9).
Sebelumnya, ketika ditanya apakah wilayah udara di atas Afghanistan dianggap sebagai wilayah udara Taliban yang berdaulat, juru bicara departemen Pertahanan AS John Kirby mengatakan: "Kami mempertahankan semua otoritas yang diperlukan untuk melaksanakan operasi kontraterorisme di cakrawala."
“Tanpa berbicara tentang aturan keterlibatan khusus seputar serangan udara, saat ini tidak ada persyaratan untuk membersihkan wilayah udara dengan Taliban. Dan kami tidak berharap bahwa serangan kontraterorisme di masa depan akan bergantung pada izin seperti itu," tambahnya.
Sejak menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, Taliban telah berusaha untuk menegaskan otoritas mereka dalam menjalankan negara dan menuntut pemerintahnya diakui oleh masyarakat internasional.
Namun, hingga saat ini tidak ada negara yang mengakui Taliban sebagai pemerintah Afghanistan dan Gedung Putih bulan lalu menolak kesempatan untuk bergegas mengakui legitimasi pemerintah Taliban oleh AS atau sekutunya.
BERITA TERKAIT: