KTT SCO, Tajikistan akan Perkuat Komunikasi dengan China untuk Urusan Afghanistan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 17 September 2021, 06:38 WIB
KTT SCO, Tajikistan akan Perkuat Komunikasi dengan China untuk Urusan Afghanistan
Para pemimpin Armenia, Belarus, Tajikistan, Kazakhstan, Kirgistan dan pejabat dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) berpose untuk foto sebelum pertemuan CSTO di Dushanbe, Tajikistan pada Kamis 16 September 2021/Net
rmol news logo Tajikistan menyatakan kesediaannya untuk memperkuat komunikasi dengan China mengenai masalah Afghanistan. Hal itu diungkapkan Presiden Emomali Rakhmon ketika menyambut kedatangan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Kamis (16/9).

Kedatangan Wang Yi ke Dushanbe, ibu kota negara Tajikistan adalah untuk persiapan menuju pertemuan  Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).

Belum ada rincian mengenai isi percakapan antara Emomali Rakhmon dan Wang Yi, tetapi para ahli percaya,  KTT di Dushanbe tersebut diyakini menjadi alat yang efektif dalam memecahkan tantangan yang dibawa oleh perubahan politik di Afghanistan.

SCO akan mempertemukan para pemimpin tetangga Afghanistan untuk pertama kalinya setelah Taliban mengumumkan pemerintahan sementara. Sebuah deklarasi bersama tentang masalah Afghanistan mungkin keluar dari KTT, kata para ahli.

Grup Kontak SCO-Afghanistan telah dibentuk untuk mendekatkan Afganistan dengan SCO. Para pengamat mengatakan, Afganistan, yang saat ini menjadi anggota pengamat dari grup tersebut, tertarik untuk menjadi anggota penuh.

Afghanistan diposisikan untuk mendominasi agenda pertemuan tersebut. Namun, Ahmad Saidmurodzoda, pelaksana tugas koordinator SCO nasional Tajikistan, mengatakan kepada CGTN, bahwa partisipasi Afghanistan tidak praktis.

"Partisipasi Afghanistan tidak praktis karena apa yang terjadi di sana sekarang adalah kekacauan pemerintahan. Dan mengundang pihak mana pun dari sana dalam keadaan saat ini tidak praktis. Itu sudut pandang kami, sebagai negara yang memimpin," kata Saidmurodzoda.

Semua pendiri SCO, antara lain China, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan, mengkhawatirkan masa depan Afghanistan.

Keberhasilan Taliban menginspirasi beberapa anggota organisasi ekstremis dan simpatisan mereka. Sekarang mereka berpikir, dengan kemauan yang kuat, adalah mungkin untuk mengalahkan bahkan pemimpin nomor satu dunia, begitu menurut seorang analis politik Tajikistan, Kasim Bekmuhammad.

Tahun ini menandai 20 tahun berdirinya SCO. Pada jumpa pers hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian memuji 'Shanghai Spirit' yang dijunjung oleh negara-negara anggota SCO, mencatat bahwa dalam 20 tahun terakhir, organisasi tersebut telah mengatasi perbedaan sistem sosial dan budaya dan telah berhasil mengeksplorasi jalur kerjasama dan pengembangan.

Presiden Xi Jinping telah diagendakan menghadiri pertemuan SCO atas undangan Rahmon.

Xi akan bergabung bersama para pemimpin SCO dan negara-negara anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) melalui tautan video yang akan berlangsung pada Jumat (17/9) waktu Beijing. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA