Berbicara selama kunjungan ke Tajikistan, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov bahkan mengatakan Rusia siap berada di garis depan pemberontakan global melawan hegemoni AS.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami telah kembali ke Afrika dan Amerika Latin. Tekad telah terakumulasi untuk tidak pernah menerima 'aturan' yang diberlakukan Washington. Perannya semakin berkurang, perlahan tapi pasti. Semakin banyak negara yang kecewa dengan itu,” kata Lavrov, seperti dikutip dari RT, Selasa (6/6).
"Tatanan berbasis aturan yang didukung AS rentan terhadap ketidakkonsistenan setiap kali negara mana pun mencoba untuk menentukan kebijakannya sendiri," ujarnya.
Ia menekankan bahwa Rusia berada paling depan dalam melawan tekanan Barat, meskipun AS dan sekutunya yang ditundukkan menargetkan Moskow dengan sanksi dan berusaha untuk mengisolasi.
Ancaman dan sanksi apa pun yang diluncurkan Washington, dalam praktiknya AS telah gagal memisahkan Rusia dari komunitas internasional, menurut Lavrov.
Diplomat senior Rusia itu mengatakan bahwa kebijakan luar negeri AS ditujukan untuk mendestabilisasi beberapa bagian dunia, sehingga Washington dapat memancing ikan di air keruh dengan kedok memerangi terorisme dan menawarkan keamanan.
"Ini adalah salah satu cara Washington memaksa orang lain untuk menerima perintahnya," kata Lavrov.
BERITA TERKAIT: