Mullah Mohammad Hassan Akhund muncul sebagai pemimpin pemerintahan, didampingi oleh Mullah Abdul Ghani Baradar sebagai wakilnya.
Hal ini cukup mengejutkan lantaran Baradar yang merupakan salah satu pendiri Taliban dan Ketua Kantor Politik Taliban kerap disebut-sebut akan menjabat sebagai kepala pemerintahan yang baru.
Perselisihan Internal Taliban
Penunjukkan Baradar tampaknya tidak disetujui oleh beberapa faksi di Taliban.
Sebuah laporan menyebutkan, terdapat perbedaan antara para pemimpin tim politik di Doha dengan panglima militer Taliban Mullah Yaqoob, yang merupakan pendiri Taliban Mullah Omar. Mullah Yaqoob berpendapat, ia adalah pewaris "alami" kekuasaan ayahnya.
Yaqoob juga menyebut, mereka yang selama ini berada di Doha dan hidup dalam kemewahan tidak mengerti jihad melawan Amerika Serikat (AS) dan pemerintah Afghanistan.
Selain Yaqoob, Sirajuddin Haqqani juga menolak penunjukkan Baradar sebagai pemimpin pemerintahan. Sirajuddin merupakan pewaris jaringan Haqqani dan komandan militan paling kuat di Afghanistan. Saat ini, saudaranya Anas Haqqani dan pamannya Khalil-ur-Haqqani menguasai berbagai wilayah Afghanistan, termasuk Kabul dan Mazar-e-Sharif.
Dalam sebuah laporan, Baradar dan Anas Haqqani sempat berkelahi yang membuat Baradar terluka. Bahkan beberapa anggota Taliban dan Haqqani tewas ketika terjadi perselisihan atas penunjukkan Baradar sebagai kepala pemerintahan.
Hal ini kemudian membuat kapala badan intelijen Pakistan (ISI), Faiz Hameed melakukan kunjungan ke Kabul. Setelah proses dialog yang ditengahi Hameed, terpilih Hassan Akhund untuk menggeser Baradar.
"Kepala Taliban Sheikh Haibatullah Akhundzada sendiri telah mengusulkan Mullah Mohammad Hassan Akhund sebagai Raees-e-Jamhoor, atau Raees-ul-Wazara atau kepala negara Afghanistan yang baru. Mullah Baradar Akhund dan Mullah Abdus Salam akan bekerja sebagai wakilnya,†ujar para pejabat Taliban.
Siapa Mullah Mohammad Hassan Akhund?
Terpilihnya Hassan Akhund sebagai Perdana Menteri Afghanistan dinilai sebagai pilihan yang tepat karena ia tidak memiliki basis kekuatan sendiri, sehingga bukan menjadi ancaman bagi para pemimpin, khususnya dua faksi utama Taliban.
Selama 20 tahun, Hassan Akhund bekerja sebagai kepala Rahbari Syura Taliban atau dikenal sebagai Quetta Syura atau dewan kepemimpinan yang berbasis di Quetta, Pakistan.
Hassan Akhund berasal dari Kandahar, yang juga merupakan tempat kelahiran Taliban. Ia kemudian menimba ilmu di berbagai madrasah di Pakistan.
Meski memiliki jabatan penting, Hassan Akhund tidak pernah dianggap sebagai pemimpin dan kelompoknya. Bahkan ia dinilai sebagai salah satu pemimpin Taliban yang paling tidak efektif.
Pada rezim terakhir Taliban (1996-2001), Hassan Akhund tidak pernah diberi jabatan penting.
Saat ini Hassan Akhund masih terdaftar sebagai teroris oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) lantaran menjadi dalang di balik penghancuran Bamiyan Buddha pada Maret 2001.
BERITA TERKAIT: