Sheriff Polk County Grady Judd dalam konferensi pers usai kejadian mengatakan, tersangka yang menyerahkan diri setelah melakukan aksinya adalah seorang mantan anggota marinir AS yang pernah bertugas di Afghanistan dan Irak.
Selain membunuh empat orang, tersangka juga melukai seorang anak gadis berusia 11 tahun yang kini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
"Penembak, diidentifikasi sebagai Bryan Riley (33), mantan anggota marinir AS, juga melukai seorang gadis berusia 11 tahun yang menjalani operasi untuk tujuh luka tembak," kata Judd, seperti dikutip dari
Reuters, Senin (6/9).
Riley, yang tidak memiliki hubungan dengan para korban, terlibat baku tembak dengan polisi sebelum menyerah, dan kemudian mencoba mengambil senjata petugas polisi saat dirawat di rumah sakit karena luka tembaknya sendiri, sebelum ditundukkan lagi, menurut keterangan Judd.
"Pacarnya mengatakan kepada penyelidik bahwa dia menderita gangguan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan kadang-kadang depresi," lanjutnya.
Judd menambahkan, sekitar seminggu yang lalu kesehatan mentalnya memburuk dan dia memberi tahu pacarnya bahwa dia mulai berbicara dengan Tuhan.
"Dia berkata pada satu titik kepada detektif kami, 'Mereka memohon untuk hidup mereka dan saya tetap membunuh mereka'," kata Judd pada konferensi pers kedua.
"Riley juga mengatakan kepada deputi sheriff bahwa dia kecanduan metamfetamin," kata Judd.
Penembak pertama kali muncul secara acak di rumah tempat penembakan terjadi pada Sabtu malam, membuat pernyataan yang tidak masuk akal, dan lalu pergi saat polisi merespons.
"Dia kembali Minggu pagi, membunuh seorang pria berusia 40 tahun, ibu berusia 33 tahun dan bayi laki-lakinya," kata Judd.
"Di rumah sebelah, dia juga membunuh ibu wanita berusia 62 tahun itu," lanjutnya.
"Selain itu, dia menembak dan membunuh anjing keluarga itu," kata Judd lagi.
BERITA TERKAIT: