"Apa yang disampaikan jubir Taliban ini perlu disikapi dengam cermat. Setidak-tidaknya ini mencerminkan keinginan Indonesia seperti yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI agar pemerintah baru Afghanistan ini inklusif dan menjadi bagian dari komunitas internasional," ujar Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta kepada redaksi
Kantor Berita Politik RMOL (Kamis, 2/9).
Dia menilai, ajakan itu bisa dijajaki keseriusannya dan bisa menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk ikut mendorong pemerintahan yang lebih inklusif yang melibatkan berbagai komponen masyarakat di Afghanistan.
"Lebih baik Indonesia yang moderat dan sudah lama pengalaman menerapkan Bhineka Tunggal Ika yang masuk dan berbagi pengalaman daripada kalau dimasuki kelompok-kelompok radikal atau negara-negara yang hegemonis," paparnya.
Sukamta berpandangan bahwa Taliban sepertinya melihat Indonesia lebih "netral" daripada negara lain di kawasan yang sarat kepentingan.
"Tinggal kita mengukur sedalam apa keterlibatan dan bentuk apa yang bisa kita perankan di sana," kata Sukamta.
"Semangatnya adalah menjalankan amanah konstitusi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea ke 4, yakni 'Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial'," tutupnya.
BERITA TERKAIT: