Insiden itu terjadi Institut Al Ghazali di Masjid Agung Paris, di kota selatan Martigues, dekat dengan Marseilles, pada Minggu (4/7) pagi waktu setempat.
Masjid Agung Paris dengan tegas menyatakan “keprihatinan atas meningkatnya tindakan intoleransi†dan mendesak “pihak berwenang untuk memperkuat secara konkret dan konsisten keamanan tempat-tempat keagamaan di Prancis.â€
“Tanda rasis dan anti-Muslim ini adalah serangan terhadap para siswa yang akan menjadi imam Prancis di masa depan dan yang, dalam menghadapi tindakan seperti itu, tidak akan menyerah bekerja untuk persatuan masyarakat dan negara kita,†katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Senin (5/7).
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin ikut mengutuk tindakan tersebut. Dia bahkan menyebutnya sebagai "degradasi yang tidak dapat diterima" dan memastikan untuk menemukan pelaku tindakan ini.
Ini adalah insiden keempat tahun ini di mana tempat-tempat budaya dan agama Islam dirusak oleh tulusan anti-Muslim yang penuh kebencian.
Pada bulan April, pusat Muslim Avicenna di kota Rennes, dan masjid Arrahma di Nantes, keduanya di wilayah barat laut Brittany, masing-masing diserang dengan grafiti dan pembakaran Islamofobia, menjelang bulan suci Ramadhan.
Juga pada bulan Februari, situs Masjid Sultan Eyyub yang sedang dibangun, yang diharapkan menjadi tempat ibadah Islam terbesar di Eropa, disemprot dengan tulisan rasis.
BERITA TERKAIT: