Dalam wawancara khusus bersama media Turki, Anadolu Agency, Kortunov mengatakan pertemuan kedua pemimpin itu dapat dianggap berhasil jika Putin dan Biden berhasil menyepakati masalah kontrol senjata, stabilitas strategis, beberapa titik konflik regional, dan menghentikan 'perang kedutaan'.
"Hasil pertemuan mendatang antara Vladimir Putin dan Joe Biden tergantung pada bagaimana kedua presiden akan mampu bergulat dengan kesulitan pertanyaan kontroversial," katanya.
Menurut Kortunov, fakta pertemuan itu sendiri positif, karena komunikasi para kepala negara secara historis menguraikan hubungan Rusia-Amerika.
Adapun agenda pertemuan, masalah pengendalian senjata memiliki peluang terbaik, bersama dengan langkah selanjutnya - pertanyaan stabilitas strategis, termasuk penyebaran senjata nuklir di Eropa, keamanan siber, militerisasi luar angkasa - kata Kortunov.
“Jelas bahwa tidak ada kesepakatan (formal) yang akan dicapai (dalam pertemuan itu), tidak ada waktu untuk persiapan yang tepat. Tetapi lampu hijau dapat diberikan untuk memulai konsultasi, negosiasi antara diplomat, ahli, personel militer, dan pejabat," ujarnya.
"Jika pekerjaan seperti itu dimulai, itu sudah menjadi prestasi," lanjut Kortunov.
Pakar Rusia itu menambahkan, Putin dan Biden dapat berkompromi pada beberapa masalah regional, khususnya, pada koridor kemanusiaan di Suriah.
"Ada perbedaan, tetapi pada prinsipnya, adalah mungkin untuk menemukan solusi," katanya.
Kortunov mengatakan, posisi Moskow dan Washington serupa dalam hal Korea Utara, tetapi ada beberapa perbedaan di Afghanistan, namun juga kedua negara memiliki kerja sama yang baik di Kutub Utara," kata Kortunov.
BERITA TERKAIT: