Walter Alarcón, seorang dukun adat, yang menggunakan mainan kerincingan dan meniup alat musik tradisional pututo --atau biasa disebut caracola-- sebagai bagian dari ramalannya, mengatakan bahwa dari dua kandidat yang mencalonkan diri dalam pemungutan suara pada Minggu (6/6), yang terlihat unggul adalah salah satunya yang berjenis kelamin laki-laki.
"Kami telah meihatnya. Yang akan menjadi presiden adalah yang laki-laki," katanya seperti dikutip dari
Reuters, Kamis (27/5).
Peru, sebuah negara di Amerika Selatan bagian barat yang berbatasan dengan Ekuador dan Kolombia ini tengah menyelenggarakan pemilihan presiden. Putaran pertama telah berlangsung 11 April 2021.
Delapan belas kandidat berpartisipasi dalam pemilihan presiden kali ini, jumlah kandidat tertinggi sejak pemilihan umum Peru 2006.
Aroma dupa memenuhi lereng bukit berbatu di Lima.
Walter Alarcón dengan pakaian warna-warni terus mencoba membaca ramalannya, dari dua kandidat yang melaju di putaran kedua, yaitu sosialis Pedro Castillo dan konservatif Keiko Fujimori.
Pedro Castillo, anggota partai sayap kiri Peru, menerima suara terbanyak pada putaran pertama. Dengan demikian, dia akan bertarung melawan Keiko Fujimori , pemimpin Pasukan Populer sayap kanan, yang sebelumnya kalah tipis dalam pemilihan umum 2011 dan 2016 .
Jika Castillo terpilih, dia akan bergabung dengan serangkaian pemimpin yang telah merevitalisasi 'gelombang merah muda'. Namun, jika Fujimori menang, dia akan menjadi presiden perempuan pertama Peru dan yang kedua dari keturunan Asia Timur, setelah ayahnya, Alberto Fujimori, yang dipenjara karena pelanggaran HAM.
Para dukun masing-masing memiliki foto para kandidat yang diletakkan di dekat dupa, sehingga asap mengenai foto-foto itu. Mainan kerincingan diguncangkan hingga menimbulkan alunan seperti musik khas. Yang lain melemparkan kelopak bunga atau menyodok foto dengan pedang logam.
"Saya telah melihat bahwa Keiko (Fujimori) adalah orang yang akan mencapai pemerintah dan jika dia akan datang, kami harus membuatnya melakukan hal-hal dengan cara terbaik dan itulah mengapa kami di sini memberikan persembahan," kata salah seorang dukun lainnya, Ana MarÃa Simeón.
Sementara Juan de Dios, seorang dukun dari utara Peru, benteng untuk Castillo, mengatakan dia sepenuhnya mendukung kandidat sosialis.
"Kami datang dengan dupa dengan empat elemen," kata Juan de Dios.
"Kami datang untuk membangkitkan Tuan Pedro Castillo karena banyak orang tidak ingin melihatnya atau tidak ingin dia memerintah Peru. Kami datang untuk memperkuatnya dengan angin yang bagus," kataya lagi.
Berbeda dengan Walter Alarcón, Juan de Dois mengadakan ritual dengan menggunakan tanaman Wachuma, yang menurutnya sering disebut kaktus San Pedro dan digunakan dalam pengobatan tradisional Andes.
"Itu adalah tanaman suci dan melalui visualisasi kami, kami dapat melihat bahwa seorang pria akan menjadi presiden Peru pada 6 Juni," katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.