Presiden Rodrigo Duterte pada Senin (19/4) mengatakan, dia bersedia untuk mengerahkan kapal militer ke Laut China Selatan.
"Saya tidak begitu tertarik sekarang pada memancing. Saya kira tidak ada cukup ikan untuk diperdebatkan," kata Duterte, seperti dikutip
AFP.
"Tapi ketika kita mulai menambang, ketika kita mulai mendapatkan apapun yang ada di perut laut China, minyak kita, maka pada saat itu saya akan mengirim kapal abu-abu saya ke sana untuk menyatakan klaim," tegasnya.
Kendati begitu, ia juga menekankan keinginannya untuk tetap berteman dan berbagi.
Sehari sebelumnya, para pemimpin militer menolak desas-desus bahwa sebuah grup media sosial yang melibatkan anggota angkatan bersenjata telah menuntut presiden untuk mengecam China.
Itu lantaran, sejak mengambil alih kekuasaan pada 2016, Duterte dianggap berusaha untuk merangkul China. Meski di dalam negeri menghadapi kritik karena aktivitas China yang semakin agresif.
Bulan lalu, ratusan kapal China ditemukan di Whitsun Reef yang disebutkan berada di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina.
Beijing telah menolak tuntutan berulang kali oleh Filipina untuk menarik kembali kapal-kapal tersebut, yang menurut Manila adalah kapal milisi maritim dan China mengatakan sebagai kapal penangkap ikan.
Sementara itu, Duterte telah berulang kali mengatakan konflik dengan China akan sia-sia. Ia memperingatkan "pertumpahan darah" akan terjadi jika Filipina mencoba untuk mengambil kembali klaimnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: