Sekelompok peretas yang dikenal sebagai Myanmar Hackers telah melakukan serangan ke beberapa situs web pemerintah pada Kamis (18/2), seperti dilaporkan
AFP.
Target termasuk Bank Sentral, Otoritas Pelabuhan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, situs propaganda militer, hingga media yang dikelola negara MRTV.
Pakar keamanan siber dari Universitas RMIT Australia, Matt Warren mengatakan, kemungkinan besar peretasan dilakukan untuk melakukan publikasi.
"Jenis serangan yang akan mereka lakukan adalah serangan penolakan layanan atau perusakan situs web yang disebut hacktivism," ujarnya.
"Dampaknya akan berpotensi terbatas tetapi yang mereka lakukan adalah meningkatkan kesadaran," tambahnya.
Peretasan sendiri dilakukan di tengah aksi unjuk rasa oleh warga untuk memprotes kudeta militer dan menuntut transisi demokrasi, serta pembebasan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang ditahan pada awal Februari.
"Kami berjuang untuk keadilan di Myanmar. Ini seperti protes massa di depan situs web pemerintah," tulis kelompok peretas tersebut di halaman Facebook-nya.
Menurut NetBlocks, militer kembali menghentikan akses internet di Myanmar sekitar pukul 1 dini hari pada Kamis. Konektivitas internet di sana juga telah turun menjadi hanya 21 persen dari tingkat biasanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: