Pada Minggu malam (14/2), kendaraan lapis baja muncul di Yangon, Myitkyina dan Sittwe. Itu adalah pengerahan kendaraan militer skala besar yang dilakukan sejak kudeta pada 1 Februari.
Setelahnya, pada Senin (15/2), lebih dari selusin truk polisi dengan empat kendaraan meriam air dikerahkan di dekat Pagoda Sule di Yangon.
Tak lama setelah tengah malam, penduduk di Myanmar melaporkan gangguan internet. Keempat jaringan telekomunikasi tidak dapat diakses sekitar Senin pukul 1 dini hari.
Dilaporkan
Reuters, polisi melepaskan tembakan untuk pengunjuk rasa di pembangkit listrik di Myanmar pada Minggu atau hari kesembilan protes. Penguasa militer juga harus menghadapi pemogokan massal oleh pegawai pemerintah.
Kedutaan Besar dari Inggris, Uni Eropa, Kanada, dan 11 negara lainnya mengeluarkan pernyataan untuk menyerukan pasukan keamanan untuk menahan diri dari kekerasan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres telah meminta militer dan polisi Myanmar untuk menghormati aksi demonstrasi dan tidak melakukan kekerasan pada para pengunjuk rasa.
BERITA TERKAIT: