Dalam perjanjian antara Taliban dan pemerintah AS, Washington akan menarik pasukan paling lambat pada Mei 2021 dengan imbalan kelompok itu mengurangi kekerasan.
"Tanpa mereka memenuhi komitmen mereka untuk meninggalkan terorisme dan menghentikan serangan kekerasan terhadap Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan, sangat sulit untuk melihat cara khusus ke depan untuk penyelesaian yang dinegosiasikan, tetapi kami masih berkomitmen untuk itu," ujar jurubicara Pentagon, John Kirby seperti dikutip
Reuters, Kamis (28/1).
"Sejauh ini, Taliban, secara sopan, enggan memenuhi persyaratan mereka," tambah Kirby.
Komisi hak asasi manusia Afghanistan menyebut pembunuhan warga sipil meningkat menjadi lebih dari 2.900 pada tahun lalu. Peningkatan kekerasan terjadi meski dialog perdamaian berlangsung di Doha, Qatar.
Meski begitu, pejabat dan diplomat AS mengatakan bahwa hubungan antara Taliban, terutama cabang Jaringan Haqqani, dan al Qaeda tetap dekat.
Awal bulan ini, masih di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, tentara AS di Afghanistan turun menjadi 2.500. Itu adalah angka terendah sejak pasukan AS berada di sana sejak 2000.
Kirby mengatakan belum ada keputusan yang dibuat oleh pemerintahan Presiden Joe Biden tentang jumlah pasukan AS di Afghanistan untuk masa depan.
Para diplomat telah menyuarakan keprihatinan bahwa kekerasan yang meningkat, terutama oleh Taliban, merusak kepercayaan yang dibutuhkan untuk pembicaraan damai yang berhasil.
BERITA TERKAIT: