Anthony Fauci dan Jerome Adams, yang muncul di State of the Union CNN, pada Minggu (3/1) membela keakuratan data virus corona yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS setelah Trump menyerang metode tabulasi badan tersebut.
"Ini (angka) kematian yang nyata," kata Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan dalam acara ABC News This Week.
Kondisi rumah sakit yang penuh sesak dan petugas perawatan kesehatan yang mengalami stress karena kelelahan adalah kenyataan yang harus diterima.
"Itu tidak palsu. Itu nyata," tegas Fauci, seperti dikutip dari
Reuters, Senin (4/1).
Jerome Adams, ahli Bedah AS, mengatakan hal yang sama, bahwa angka-angka itu adalah benar.
“Dari perspektif kesehatan masyarakat, saya tidak punya alasan untuk meragukan angka-angka itu dan saya pikir orang-orang harus sangat sadar bahwa ini bukan hanya tentang kematian,†kata Adams.
“Yang perlu Anda lakukan adalah pergi ke rumah sakit, masuk ke unit perawatan intensif, dan liatlah apa yang terjadi. Itu adalah angka-angka nyata, orang-orang nyata dan kematian yang nyata,†kata Fauci.
Donald Trump, yang sebentar lagi akan meninggalkan jabatannya, sering meremehkan tingkat keparahan pandemi. Dia juga mencemooh dan mengabaikan rekomendasi federal untuk menahan penyebaran.
Pada Minggu (3/1) Donald Trump menulisk klaimnya bahwa angka-angka kematian terlalu dibesarkan, yang membuat dua pejabat bereaksi keras.
"Jumlah kasus dan kematian Virus China jauh dibesar-besarkan di Amerika Serikat karena metode penentuan yang konyol dari @CDCgov dibandingkan dengan negara lain, banyak di antaranya melaporkan, dengan sengaja, sangat tidak akurat dan rendah," tulis Trump di Twitter, pada Minggu (3/1).
BERITA TERKAIT: