Tempat tersebut merupakan bekas lapangan dan kompleks olahraga yang dijadikan ISIS sebagai basis pelatihan dari 2013 hingga 2017 di Tabqa, sebuah kota di tepi Danau Assad.
Selama operasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), Arab menggunakan terowongan 2 x 2 meter untuk melakukan serangan mendadak.
Dilaporkan
Al Jazeera pada Rabu (23/12), situs tersebut diubah menjadi pusat penanganan pasien Covid-19, seiring dengan melonjaknya kasus di sana.
"Kami menyiapkan pusat tersebut dalam sebulan untuk menangani kasus-kasus virus corona sedang dan pada 20 November itu sudah siap," kata kepala Komite Kesehatan Tabqa, Obeid Muslim.
"Sejauh ini, kami memiliki empat ventilator dan 24 tempat tidur, tetapi kami sedang mengatur untuk 50 (tempat tidur) lagi. Kasusnya meningkat," smabungnya.
Selain situs tersebut, sebuah sekolah yang digunakan ISIS untuk mengindoktrinasi para pejuang di Manbij juga telah diubah menjadi fasilitas kesehatan dengan 20 tempat tidur untuk pasien Covid-19.
Meski begitu hanya lantai dasar dan lantai pertama dari gedung sekolah itu yang dapat beroperasi, mengingat lantai dua hancur dibom oleh koalisi yang dipimpin oleh AS.
Daerah ini juga dikenal sebagai Rojava dan dikendalikan oleh pemerintahan yang dipimpin Kurdi.
Pada 14 September, jumlah total kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Rojava adalah 840. Tetapi angka meningkat menjadi 7.322 kasus pada 9 Desember.
BERITA TERKAIT: