Penemuan Varian Baru Virus Corona Di Inggris Bikin Warga China Panik, Ahli Epidemiologi: Wajar Jika Virus Bermutasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 16 Desember 2020, 12:57 WIB
Penemuan Varian Baru Virus Corona Di Inggris Bikin Warga China Panik, Ahli Epidemiologi: Wajar Jika Virus Bermutasi
Penelitian vaksin virus corona/Net
rmol news logo Kabar mengenai munculnya varian baru virus corona yang terdeteksi di Inggris memicu kepanikan di China, namun sejumlah pakar epidemiologi Tiongkok berusaha menepis kekhawatiran tersebut.

Pakar juga mengatakan varian baru itu juga tidak akan berdampak besar pada program vaksinasi besar-besaran di negara itu. Alih-alih khawatir ahli justru meminta kasus tersebut digunakan sebagai pengingat bagi negara-negara lain untuk menjaga pengawasan dan penelitian terhadap virus tersebut.

Sebelumnya pada Selasa (15/12) waktu setempat, Inggris mengumumkan munculnya varian baru virus corona di beberapa wilayah negara itu, di tengah lonjakan kasus yang mengkhawatirkan. Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan setidaknya 60 otoritas lokal yang berbeda telah mencatat infeksi Covid yang disebabkan oleh varian baru tersebut.

Wang Guangfa, seorang ahli pernafasan di Rumah Sakit Universitas Peking yang merupakan anggota dari tim ahli gabungan WHO-China pada bulan Februari, mengatakan kepada bahwa mutasi virus adalah sesuatu yang wajar, tujuannya untuk bertahan dari lingkungan yang berubah.

“Kebanyakan virus, saya yakin juga virus corona, hanya mengalami perubahan bertahap, yang tidak akan berdampak pada vaksin,” kata Wang, seperti dikutip dari Global Times, Selasa (15/12).

Dia mengatakan bahwa jika reaksi kekebalan tubuh terhadap vaksin menurun dari waktu ke waktu dan virus berubah terlalu banyak, vaksin mungkin perlu dimodifikasi seiring waktu, layaknya vaksin flu.

Ahli epidemiologi mengatakan bahwa lebih banyak data klinis dan ilmiah diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang varian baru Inggris itu.

Ahli imunologi lain yang berbasis di Beijing, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa pejabat dan ilmuwan China telah mengingatkan publik tentang mutasi virus.

Tian Baoguo di Kementerian Sains dan Teknologi mengatakan pada bulan Oktober lalu, bahwa para ilmuwan China terus melacak mutasi virus, dan mutasi tersebut tidak menimbulkan tantangan besar bagi penelitian dan proses pengembangan vaksin negara itu.

Ahli imunologi anonim kemudian mengatakan kasus Inggris dapat berfungsi sebagai pengingat bagi para ilmuwan di seluruh dunia untuk tidak pernah menghentikan pengawasan dan penelitian mereka terhadap virus corona, dan selalu selangkah lebih maju dari perubahannya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA