Festival yang biasanya menampilkan patung salju dan es besar di pusat kota, hanya akan berfokus pada penyebaran informasi sejarah online tentang acara tersebut serta pesona musim dingin kota.
Bulevar yang saat ini didekorasi dengan lampu Natal akan menyala untuk waktu yang lama, menurut penyelenggara.
“Ini memalukan, tapi itu (keputusan) yang tak terhindarkan mengingat situasinya,†kata mereka, seperti dikutip dari
Japan Times, Selasa (15/12).
Dalam situasi normal, acara yang biasa digelar di pulau utama paling utara Hokkaido sekitar bulan Februari itu biasanya dihadiri sekitar dua juta pengunjung dalam dan luar negeri setiap tahun, menghasilkan sekitar 65 miliar yen (setara 625 juta dolar AS).
Tahun ini penyelenggara sempat menggelar festival tersebut pada 4 hingga 11 Februari, namun jumlah pengunjung menurun drastis setelah China memberlakukan pembatasan perjalanan karena virus corona.
Walikota Sapporo Katsuhiro Akimoto mengatakan pada konferensi pers minggu lalu bahwa sulit untuk menyelenggarakan festival ini di tengah situasi pandemi.
BERITA TERKAIT: