Pertemuan yang dihadiri oleh para menteri luar negeri blok itu dilakukan sebelum Uni Eropa memutuskan hukuman atau sanksi apa yang akan diberlakukan kepada Turki.
Para menteri sendiri hanya akan melakukan evaluasi, sementara keputusan akan dilakukan dalam pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa pada Kamis (10/12), seperti dikutip
Reuters.
Uni Eropa telah mengancam Ankara sejak Oktober untuk berhenti menjelajahi perairan yang disengketakan di Mediterania Timur. Tetapi Turki kembali mengirimkan kapal eksplorasi Oruc Reis.
"Menempatkan kembali kapal eksplorasi ke laut tepat setelah KTT tidak diterima dengan baik oleh negara-negara anggota," ujar seorang diplomat.
Perselisihan antara Turki dan Uni Eropa kemudian meluas. Blok itu menyoroti keterlibatan Turki dalam konflik di Libya dan Rusia.
Jerman, sebagai pemegang kursi presidensi Uni Eropa saat ini memiliki kunci untuk menentukan pemberlakuan sanksi untuk Turki.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: