Ada banyak cara yang dilakukan oleh Indonesia untuk mendapatkan vaksin Covid-19 secepat dan seaman mungkin, terlepas dari prioritas pengembangan vaksin mandiri, Vaksin Merah Putih.
Salah satu jalan yang diambil oleh Indonesia untuk mendapatkan vaksin Covid-19 adalah dengan bergabung bersama skema COVAX yang dipelopori oleh CEPI
(Coalition for Epidemic Preparedness), GAVI, dan WHO (Organisasi kesehatan Dunia).
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtualnya pada Jumat (4/9).
"
Day and nite, para diplomat Indonesia bekerja sama dengan kementerian lembaga lain, terus melakukan komunikasi, baik dengan Jenewa terkait COVAX dan dengan Oslo terkait CEPI," ujarnya.
"Rencananya, COVAX akan mendistribusikan vaksin sebesar dua miliar dosis hingga akhir 2021 ke seluruh negara dunia," sambungnya.
Namun, terkait dengan mekanisme pendistribusian, biaya, dan lain sebagainya, Retno mengatakan, aliansi yang terdiri dari 76 negara tersebut akan terus melakukan pembahasan hingga akhir September 2020.
"Sementara dengan CEPI, pokok bahasan adalah mematangkan kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan CEPI dengan Bio Farma dalam bidang manufaktur vaksin," tambahnya.
Dalam hal ini, ia mengatakan, Bio Farma sudah masuk dalam
shortlist potential drug product manufacturers for CEPI's Covid-19 vaccine yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk melakukan kerja sama.
Adapun, Retno mengungkap, CEPI akan melakukan
due intelligence mulai 14 hingga akhir September. Di mana Indonesia, akan bekerja keras untuk mendapatkan kerja sama tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: