Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pria Jerman Yang Mengaku Anti Yahudi Diadili Karena Serangan Mematikan 2019 Di Sinagoge Halle

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 22 Juli 2020, 09:46 WIB
Pria Jerman Yang Mengaku Anti Yahudi Diadili Karena Serangan Mematikan 2019 Di Sinagoge Halle
Stephan Balliet, pria Jerman anti-Yahudi jalani persidangan/Net
rmol news logo Pria Jerman penganut paham anti-Semit, Stephan Balliet (28) terancam penjara seumur hidup setelah melakukan serangan Yom Kippur dengan menembak mati dua orang pada Oktober 2019 lalu.

Balliet yang mengaku anti Yahudi menjalani persidangan pada Selasa (21/7) atas tindakannya membunuh dan menargetkan orang-orang Yahudi di kota Halle.

Ketika menghadiri persidangan. Balliet berpakaian serba hitam, dengan topeng wajah biru dan kepala yang dicukur, dibawa ke ruang pengadilan oleh pasukan khusus dengan rompi anti peluru dan wajah tertutup. Tangannya diborgol dan kakinya dberi belenggu, dikutip dari DW, Selasa (21/7).

Persidangan terjadi pada saat kejahatan anti-Semit telah mencapai tingkat tertinggi sejak Jerman mulai melacak kejahatan tersebut pada tahun 2001. Jerman gencar meningkatkan keseluruhan penindakannya dalam kriminalitas ekstremis sayap kanan.

Stephan Balliet, 28, dituduh memposting screed anti-Semit sebelum melakukan serangan pada 9 Oktober di kota Halle, Jerman timur. Dia menyiarkan syuting langsung di situs game populer.

Balliet memaksa masuk ke sinagog namun gagal karena tempat ibadah itu terkunci karena penuh dengan 52 jemaah yang  berada di dalam.

Setelah gagal menembus pintu kayu sinagoge yang terkunci, Balliet menembak mati seorang pejalan kaki wanita berusia 40 tahun, dan seorang pria di sebuah toko kebab di dekatnya.

Parahnya, Balliet yang diduga memiliki masalah gangguan kepribadian, memfilmkan aksi brutalnya itu langsung lewat internet.

Serangan itu mengejutkan Jerman dan menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok ekstrimisme sayap kanan dan kekerasan anti-Yahudi kembali bangkit usai berakhirnya era Nazi 75 tahun lalu.

Selama serangannya, Balliet dipersenjatai dengan delapan senjata api, beberapa alat peledak, helm dan rompi pelindung. Jaksa penuntut mengatakan senjata itu tampaknya buatan sendiri.

Setelah serangan itu, tersangka melarikan diri dari kota, melukai dua orang lainnya di sebuah kota kecil dekat Halle di mana ia meninggalkan mobilnya dan mencuri taksi. Balliet ditangkap sekitar 1 jam lebih, saat taksi yang dikendarainya terkepung.

Kepala Dewan Sentral Yahudi di Jerman, Joseph Schuster, menyebut serangan itu adalah salah satu insiden anti-Semit terburuk dalam beberapa tahun terakhir di Jerman.

"Penderitaan orang-orang di sinagoga Halle di Yom Kippur tetap tak terbayangkan," kata Schuster dalam sebuah pernyataan. "Adalah keajaiban bahwa mereka dapat menghindari pembantaian ini."

Persidangan kasus Balliet diadakan di pengadilan distrik di Magdeburg dan dijadwalkan berlangsung hingga pertengahan Oktober mendatang.

Balliet didakwa dengan 13 kejahatan termasuk pembunuhan dan percobaan pembunuhan bersama dengan cedera tubuh, hasutan dan tuduhan lainnya. Dia terancam hukuman penjara sumur hidup.

Empat puluh tiga korban dan kerabat telah bergabung dalam persidangan sebagai penggugat, sebagaimana diizinkan oleh hukum Jerman. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA