Alhasi, sekitar 500 orang melakukan aksi protes di salah satu jalan raya utama ibukota Moskow pada Rabu (15/7). Kebanyakan dari para demonstran mengenakan masker bertuliskan kata "tidak" dan mengangkat spanduk menolak reformasi.
Kompak, mereka meneriakkan seruan agar Putin mengundurkan diri.
Pada awal Juli, parlemen telah mengesahkan amandemen konstitusi Rusia. Hasilnya memuaskan bagi Kremlin. Putin mempunyai hak untuk mencalonkan diri sebagai presiden untuk dua kali masa jabatan lagi.
Para demonstran sendiri menganggap pemugutan suara di parlemen tersebut tidak sah. Mereka mengatakan, Putin sudah seharusnya turun jabatan setelah memerintah lebih dari dua dekade sebagai presiden dan perdana menteri.
"Saya datang ke sini untuk menandatangani petisi menentang reformasi konstitusi karena saya seorang nasionalis," ujar seorang pengunjuk rasa yang meneriakkan "Putin seorang pencuri!"
Dua aktivis Rusia yang terlibat dalam aksi penolakan reformasi konstitusi ditahan pada pekan lalu, sementara rumah lima aktivis lainnya digeledah.
Melansir
Reuters, berdasarkan saksi mata, polisi mulai mengepung para demonstran pada malam hari. Puluhan demonstran juga ditangkap dan dibawa ke dalam van.
Namun menurut kelompok pemantau hak, OVD-info, ada lebih dari seratus orang yang ditahan.
Baik polisi maupun pemerintah enggan memberikan konfirmasi mengenai jumlah demonstran yang ditangkap.
Penangkapan sendiri dimaksudkan dengan alasan pelanggaran aturan pembatasan Covid-19. Di mana pertemuan massal dilarang.
BERITA TERKAIT: