Dirilis pada Selasa (14/7), Buku Putih Pertahanan Jepang memiliki satu bab terpisah yang membahas peningkatan kerja sama militer Rusia-China.
"Pada Juli 2019, dua pesawat pembom jarak jauh, Tu-95 Rusia, melakukan patroli udara bersama dengan dua pesawat pembom, H-6 China dari Laut Jepang ke Laut China Timur," terang dokumen tersebut.
"Pada September 2019, Menteri Pertahanan Rusia Shoigu dan Wakil Ketua Komisi Militer Pusat China Zhang, menandatangani dokumen tentang kerja sama militer dan teknis militer," lanjutnya.
Dalam bab tersebut, dikutip dari
Sputnik, juga dimuat tinjauan umum mengenai kondisi hubungan Rusia-China di bidang pertahanan saat ini.
Kementerian Pertahanan Jepang mencatat, terjadi pertumbuhan kehadiran militer Rusia dari Arktik ke Timur Tengah dan Timur Jauh. Buku Putih tersebut juga menyoroti peningkatan aktivitas Rusia di dekat Kepulauan Kuril.
"Rusia memodernisasi peralatan militernya, termasuk pasukan nuklir strategis, dan sedang meningkatkan kegiatan militer, sehingga diperlukan pengawasan ketat terhadap perkembangannya," tekan Buku Putih tersebut.
Peningkatan kerja sama militer Rusia dan China sangat disoroti Jepang lantaran adanya ancaman terhadap Kepulauan Kuril.
Setelah Perang Dunia II, Jepang dan Rusia belum menandatangani perjanjian perdamaian permanen karena masih memiliki sengketa wilayah. Keduanya sama-sama mengklaim Kepulauan Kuril.
Buku Putih sendiri merupakan sebuah laporan resmi yang dikeluarkan pemerintah untuk mengurai suatu kebijakan atau memberikan penjelasan resmi mengenai suatu masalah.
Disebut Buku Putih karena dokumen-dokumen tersebut biasanya disampul putih tanpa sampul resmi seperti laporan pemerintah lainnya.
BERITA TERKAIT: