Pada awalnya AS telah menawarkan hadiah 5 juta dolar untuk siapa saja yang bisa menangkap Amir Mohammed Abdul Rahman Al-Mawli, sebelum ia diidentifikasi sebagai penerus Abu Bakar Al-Baghdadi, yang dibunuh oleh pasukan komando AS dalam serangan pada Oktober lalu di Suriah, seperti dikutip dari
Arab News, Rabu (24/6).
Lahir pada tahun 1976, Al-Mawli adalah seorang sarjana hukum Islam yang mengeluarkan fatwa untuk membenarkan penganiayaan terhadap minoritas Yazidi, sebuah kampanye yang disebut sebagai genosida atau pembunuhan massal oleh PBB.
Ekstremis membunuh ribuan Yazidi ini disebut telah menculik dan memperbudak ribuan wanita dan para gadis saat mereka mengamuk di Timur Tengah.
Al-Mawli lahir di kota Mosul, Irak, dari keluarga Turkmenistan. Ia menjadi salah satu dari sedikit orang non-Arab yang naik pangkat kelompok Daesh, yang pada puncaknya menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah dan menarik relawan dari Barat.
Benteng kelompok ini telah dihancurkan tetapi hal tersebut malah mengilhami beberapa serangan mengerikan di seluruh dunia, termasuk di Afghanistan dan Afrika Barat.
BERITA TERKAIT: