Melalui surat terbuka, para pakar mengingatkan bahwa masa depan wabah sulit diprediksi, namun gejolak infeksi saat ini membuat gelombang kedua semakin nyata.
"Sementara perkembangan pandemik di masa yang akan datang sulit diprediksi, bukti saat ini menunjukkan bahwa gejolak lokal semakin mungkin dan gelombang kedua adalah risiko yang nyata," ujar para pakar tersebut dalam surat terbuka yang sebenarnya ditujukan kepada para politisi Inggris.
Melansir
Reuters pada Rabu (24/6), surat terbuka tersebut ditandatangani oleh Royal College of Emergency Medicine, Katherine Henderson; presiden Royal College of Physicians, Andrew Goddard; dan presiden Royal College of Surgeons, Derek Alderson.
Selain itu, ada pula presiden Royal College of Nursing, Anne Marie Rafferty; presiden Fakultas Kesehatan Masyarakat, Maggie Rae; dan pemimpin redaksi The Lancet, Richard Horton.
Melalui surat yang diterbitkan British Medical Journal, mereka mendesak peninjauan kembali langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah gelombang kedua Covid-19.
“Banyak elemen infrastruktur yang diperlukan untuk mengendalikan virus mulai diberlakukan, tetapi masih ada banyak tantangan,†kata mereka.
"Kita harus fokus pada bidang-bidang yang lemah di mana tindakan sangat diperlukan untuk mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut dan memulihkan ekonomi sepenuhnya serta secepat mungkin," sambung mereka.
Inggris merupakan negara Eropa yang paling terdampak virus. Saat ini, Inggris sudah mencatat 307.682 kasus Covid-19 atau tertinggi kelima di dunia, dengan 43.011 kematian atau tertinggi ketiga di dunia.
Di tengah tingkat infeksi yang masih tinggi, pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson tengah melakukan serangkaian langkah agar Inggris bisa memutar roda ekonomi.
Bahkan Johnson mengatakan, restoran hingg hotel di Inggris akan mulai dibuka pada awal bulan depan.
BERITA TERKAIT: