Soal Penarikan Pasukan AS, Donald Trump: Jerman Tidak Memenuhi Kontribusi Kepada NATO

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 16 Juni 2020, 08:48 WIB
Soal Penarikan Pasukan AS, Donald Trump: Jerman Tidak Memenuhi Kontribusi Kepada NATO
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump/Net
rmol news logo Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan akan memangkas jumlah pasukannya di Jerman hingga menjadi 25.000. Alasannya, Jerman tidak memenuhi target kontribusi kepada NATO dan memperlakukan AS dengan buruk dalam hal perdagangan.

Berbicara kepada wartawan pada Senin (15/6), Trump menuding Jerman telah lalai karena tidak memenuhi kontribusinya kepada NATO. Itu juga menegaskan kembali rencana untuk menarik pasukan AS di sana.

"Jadi kami melindungi Jerman dan mereka lalai. Itu tidak masuk akal. Jadi saya katakan, kami akan menurunkan jumlah tentara menjadi 25.000," ujar Trump seperti dikutip Reuters.

Pernyataan Trump sendiri merujuk pada kesepakatan NATO pada 2014 terkait target anggaran dua persen dari PDB untuk pertahanan. Dari 30 negara anggota NATO, banyak yang tidak memenuhi target, termasuk Jerman.

Ia juga mengungkap, Jerman telah memperlakukan AS dengan buruk dalam hal perdagangan namun ia tidak memberikan rincian apapun.

Saat ini, jumlah pasukan AS di Jerman kurang lebih sebanyak 34.000 yang berfungsi sebagai pertahanan untuk melawan agresi Rusia.

Rencana penarikan pasukan oleh Trump sendiri memicu banyak kritikan, bahkan dari Partai Republiknya di Kongres. Mereka berpendapat, langkah tersebut bisa menguntungkan Rusia.

Rencana Trump untuk memangkas pasukan AS di Jerman pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal pada awal Juni dan kemudian dikonfirmasi oleh seorang pejabat senior AS.

Pejabat tersebut menegaskan, rencana Trump tidak memiliki keterkaitan dengan penolakan Kanselir Angela Merkel untuk menghadiri pertemuan G7 secara fisik di AS.

Sementara itu, Dutabesar Jerman untuk AS, Emily Haber mengatakan pasukan AS yang berada di Eropa bertujuan untuk membela keamanan trans-Atlantik dan membantu AS untuk memproyeksikan kekuatannya di Afrika dan Asia.

"Ini tentang keamanan transatlantik tetapi juga tentang keamanan Amerika," katanya.

Di sisi lain, Dewan Pemikir Hubungan Luar Negeri dari Gedung Putih, Phil Gordon mengatakan, langkah tersebut akan mengikis kepercayaan sekutu terhadap kekuatan NATO dan AS di masa depan.

"Langkah ini selanjutnya akan mengikis kepercayaan sekutu dalam pertahanan NATO dan AS, melemahkan pencegahan Rusia atau siapa pun yang mungkin mengancam anggota NATO," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA