Pejabat: Amerika Harus Berhenti Simpan Dendam Dan Rasa Tersinggung

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 15 Juni 2020, 12:59 WIB
Pejabat: Amerika Harus Berhenti Simpan Dendam Dan Rasa Tersinggung
Menteri Perumahan dan Pengembangan Kota Amerika Serikat Ben Carson/Net
RMOL. Para politisi menyoroti rencana Presiden Donald Trump yang akan memberikan pidato konvensinya pada 27 Agustus di  Jacksonville, yang sekaligus bertepatan dengan peringatan 60 tahun peristiwa ‘Axe Handle Saturday’. Di tengah gelombang gerakan melawan rasisme, banyak yang menilai hal itu akan berdampak pada elektabilitas Trump.

‘Axe Handle Saturday’ adalah insiden ras mengerikan yang terjadi pada 27 Agustus 1960, di mana gerombolan kulit putih yang diorganisir oleh Ku Klux Klan (KKK) menyerang sebagian besar pemrotes hak-hak sipil kulit hitam di kota Florida. Kaum kulit hitam diburu dan dipukuli dengan gagang kapak.

Namun, Menteri Perumahan dan Pengembangan Kota Amerika Serikat Ben Carson mengatakan Amerika perlu berhenti menyimpan tersinggung tentang segala hal-hal seperti itu dan sebaiknya bergerak maju.

"Kami telah mencapai titik di masyarakat kami di mana kami membedah segala sesuatu,” ujar Carson.

"Kita perlu menjauh dari rasa tersinggung oleh hal apa pun.  Jangan gara-gara tersinggung,  lantas tidak mau mengakui sejarah atau malah mengubahnya. Menghancurkan patung, dan mengubah nama jalan, nama kampus…,” kata Carson, yang merupakan satu-satunya kulit hitam dalam kabinet Trump.

Ia menyayangkan aksi penolakan rasisme berbuntut panjang sampai harus mengubah apa yang pernah menjadi milik bangsa Amerika.

“Beberapa universitas bergengsi kami, memiliki hubungan dengan perdagangan budak. Haruskah kita pergi dan mengganti nama universitas-universitas itu? Ini benar-benar sudah sampai pada titik yang konyol. Kita harus bergerak tumbuh, bukan mengungkit ke belakang.

Minggu lalu, para aktivis berpendapat bahwa monumen dan bangunan untuk menghormati Konfederasi, perbudakan dan supremasi kulit putih, harus dihapus atau diganti namanya. Patung-patung, seperti milik Christopher Columbus dan Jefferson Davis, telah dirobohkan. Dewan Wali Amanat Universitas Clemson memilih untuk menghapus nama pemilik budak dan separatis John C. Calhoun dari perguruan tinggi terhormatnya.

Carson sangat prihatin dan menyayangkan hal itu.

Hingga Jumat malam, kota-kota terus dicengkeram oleh demonstrasi menentang kebrutalan polisi dan rasialisme. Di Atlanta, terjadi kemarahan baru yang dipicu oleh penembakan polisi terhadap Rayshard Brooks, seorang pria kulit hitam, yang akhirnya menyebabkan seorang petugas dipecat dan kepala polisi Atlanta terpaksa mundur.

Berbeda dengan Carson, mantan kandidat gubernur Georgia Stacey Abrams, yang muncul tak lama setelah Carson memberikan pidatonya, mengatakan, semua itu adalah respons yang kekanak-kanakan.

"Ini bukan tentang tumbuh dewasa," kata Abrams. "Ini tentang mengambil tanggung jawab dan memiliki akuntabilitas atas tindakan yang telah diambil oleh negara ini. Kita memiliki satu hari perhitungan dan hari perhitungan itu akan berlanjut sampai kita benar-benar membuat perubahan."

Carson menekankan, selama ini negara bekerja bersama ketika lembaga mulai melakukan perubahan besar dalam menanggapi rasisme sistemik.
"Selama kita semua bersedia mendengarkan beragam masukan,” kata Carson. "Kita harus berhenti mempertaruhkan banyak hal di arena pertempuran."

“Ada banyak cara untuk mengekspresikan sesuatu, bukan dengan cara anarkis. Kami jelas mengerti bahwa ada alasan mengapa protes itu terjadi.  Tetapi untuk itulah kita membutuhkan diskusi. Kita perlu mendengarkan polisi dan juga para pengunjuk rasa." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA