Begitu kiranya yang disampaikan oleh Direktur Jenderal urusan AS di Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Kwon Jong Gun, melalui pernyataan tertulis yang diterima oleh
Kantor Berita Politik RMOL pada Senin (15/6).
Berdasarkan pernyataan otoritas Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Jumat (12/5), Seoul telah membuat pernyataan lancang dengan berusaha untuk memulai kembali pembicaraan denuklirisasi Korea Utara-AS.
Dalihnya, dialog harus dilanjutkan untuk membentuk mekanisme perdamaian permanen di Semenanjung Korea.
"Sungguh tidak masuk akal untuk mendengar omong kosong pemerintah Korea Selatan, yang tidak memiliki kualifikasi untuk membahas, atau posisi untuk memasukkan hidung mereka ke dalam, masalah antara DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) dan AS," ujar Kwon memberikan personifikasi.
Kwon mengatakan, pembicaraan denuklirisasi saat ini sudah tidak ada gunanya dan tidak rasional. Dialog tersebut terhenti bukan karena membutuhkan mediator, melainkan tidak ada kondisi yang terpenuhi bagi Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi.
"Saya masih ingat bahwa tepat satu tahun yang lalu, kami menyarankan mereka untuk berhenti bermain-main dengan cara yang jahat dan segera keluar dari masalah DPRK-AS," papar Kwon.
"Meskipun demikian, orang-orang di desa selatan masih berusaha mencari alasan untuk ikut campur. Betapa menyedihkan dan menyedihkan mereka!" imbuhnya.
Alih-alih seperti "burung beo" dengan terus menyerukan denuklirisasi, Korea Selatan, kata Kwon, harus mencari metode yang berbeda jika ingin berhubungan dengan Korea Utara.
"Jika mereka ingin berurusan dengan kita, mereka harus mendekati kita setelah memeras otak mereka dan menemukan metode yang berbeda," jelas Kwon.
"Kita bukan seperti kita dua tahun lalu. Lebih baik menghentikan pembicaraan yang tidak masuk akal tentang denuklirisasi," tutupnya dalam pernyataan tersebut.
BERITA TERKAIT: