Dalam jumpa persnya, Trudeau menyampaikan senjata-senjata itu bukan untuk Kanada.
"Senjata-senjata ini dirancang untuk satu tujuan dan hanya satu tujuan: untuk membunuh orang dengan jumlah besar dalam waktu singkat. Tidak ada gunanya dan tidak ada tempat untuk senjata semacam itu di Kanada," kata Trudeau, seperti dikutip dari
ABC News, Sabtu (2/5).
Larangan itu segera berlaku dan mencakup 1.500 model senjata serbu gaya militer.
Dengan begitu, Kanada tidak memberi temat bagi siapa saja yang membeli, menjual, mengangkut, dan mengimpor.
Bagi siapa pun yang kedapatan melakukan hal tersebut, maka akan diproses secara hukum. Nantinya akan ada periode amnesti selama dua tahun bagi pemilik senjata yang patuh terhadap hukum dan akan ada kompensasi yang adil.
"Tidak lagi diizinkan membeli, menjual, mengangkut, mengimpor atau menggunakan senjata serbu tingkat militer di negara ini," tegasnya.
Rencana pelarangan senjata ini telah dikemukakan sebelumnya oleh Trudeau, dan semakin menguat pasca peristiwa penembakkan paling berdarah.
"Kami telah lama berkomitmen untuk memperkuat kontrol senjata di negara ini, termasuk melarang serangan senjata gaya militer," katanya.
Sekali lagi ia menyebutkan, Kanada tidak membutuhkan senjata-senjata yang dirancang untuk membunuh banyak orang. Ia pun telah memperkuat kontrol senjata, namun sedikit terkendala akibat adanya pandemik.
"Itu adalah sesuatu konsensus besar oleh warga Kanada yang ingin melihat lebih sedikit kekerasan dan lebih sedikit kematian akibat kekerasan senjata di negara ini," ujar Trudeau.
Larangan sejata juga diberlakukan pada Selandia Baru.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: