Demikian yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo kepada wartawan pada Rabu (29/4).
"Kami tidak akan membiarkan itu terjadi. Kami akan bekerja dengan Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang embargo senjata," ujar Pompeo seperti dimuat
CGTN.
"Jika kami tidak bisa membuat orang lain bertindak, Amerika Serikat mengevaluasi setiap kemungkinan tentang bagaimana kami bisa melakukan itu," tambahnya.
AS sendiri diketahui sudah memberikan draft resolusi yang dirancangnya untuk memperpanjang embargo senjata Iran kepada Inggris, Prancis, dan Jerman. Ketiga negara tersebut adalah pihak yang terlibat dalam perjanjian nuklir 2015 di mana AS menarik diri pada 2018.
"Kegagalan perjanjian nuklir Iran sangat besar. Salah satunya sekarang ada pada kita di mana China, Rusia, dan negara-negara lain dari seluruh dunia semua dapat menjual sistem senjata konvensional yang signifikan kepada Iran pada bulan Oktober," ujar Pompeo.
"Kami mendesak mitra E3 kami untuk mengambil tindakan. Ini dalam kapasitas mereka untuk melakukan," tambahnya, merujuk pada Inggris, Prancis dan Jerman.
Kendati begitu, beberapa diplomat Eropa mengatakan, sejak Washington keluar dari perjanjian nuklir, AS tidak bisa memicu kembali sanksi terhadap Iran. Namun, pernyataan tersebut disanggah oleh Pompeo.
"Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB sangat jelas. Kami tidak harus menyatakan diri kami sebagai peserta. Itu ada dalam bahasa. Itu tidak ambigu dan hak-hak yang diperoleh peserta dalam resolusi Dewan Keamanan PBB sepenuhnya tersedia untuk semua peserta itu," kata Pompeo.
BERITA TERKAIT: